PESIKOLOGI PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PADA MASA BAYI

PESIKOLOGI PERKEMBANGAN

PERKEMBANGAN PADA MASA BAYI



Masa bayi terjadi pada umur 0-2 tahun. Banyak ahli yang menyebut masa bayi sebagai masa vital, karena kondisi masa bayi merupakan fondasi kokoh pada tumbuh kembang selanjutnya. Masa bayi dimulai dengan kelahiran yang diikuti dengan tangis pertama.

Sis Heyster mengungkapkan bahwa tangis bayi yang pertama sebagai tanda adanya kesadaran jiwa pada seorang anak. Dengan adanya kesadaran (conciousnes) itu berarti fungsi-fungsi kejiwaan telah mulai bekerja sebagaimana mestinya

Masa neonatal (setelah kelahiran sampai sekitar 2 minggu) merupakan masa yang pertama dimana bayi masih sangat lemah, padahal harus melakukan penyesuaian diri secara radikal, supaya dapat melangsungkan hidupnya.

Misalnya menyesuaikan dengan suhu diluar kandungan, bernafas lewat paru-paru, makan dengan cara menghisap dan menelan, dan buang air besar lewat anus. Selama penyesuaian, tidak ada kemajuan pertumbuhan dan perkembangan, bahkan terjadi kemunduran . Bayi noenatal yang lemah banyak yang gagal dalam penyesuaian diri yang radikal ini, sehingga mengalami kematian.

 

A.     FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PADA PERKEMBANGAN MASA BAYI

Pada masa ini, faktor yang memengaruhi perkembangan dibagi menjadi dua yaitu:

1.      Factor interen

a.  Tempo/kecepatan dan irama perkembangan tersebut berbeda-beda pada setiap fase dan setiap anak

b.      Bakat, temperamen, dan pekembangan anak yang tidak sama

2.      Factor ekstern

a.       Perawatan jasmani

b.      Sikap (attittude) pendidik/pengasuh orang tua.

Dengan demikian, prestasi anak dalam proses perkembangan yang disertai usaha belajar itu bergantung pada bakat kemampuan anak itu sendiri. Disamping itu, ditunjang pula oleh usaha pertolongan dari orang dewasa (hukum konvergensi).

B.     PERKEMBANGAN PADA MASA BAYI

Pada masa bayi ini ada beberapa perkembangan yang menjadi ciri masa ini. Yakni perkembangan fisik, motoric.

1.      Perkembangan fisik

a.     Pada tahun pertama pertumbuhan fisik sangat cepat sedangkan tahun kedua mulai mengendur

b.      Pola perkembangan bayi pria dan wanita sama.

c.  Tinggi secara proporsional lebih lambat dari pertumbuhan berat badan selama tahun pertama dan lebih cepat pada tahun kedua.

d.  Dari 20 gigi seri, kira-kira 16 yang telah tumbuh sampai masa bayi berakhir.

e.    Pertumbuhan otak tampak dengan bertambah besarnya ukuran tengkorak kepala.

f.     Organ keinderaan berkembang dengan cepat selama masa bayi dan sanggup berfungsi dengan memuaskan sejak bulan-bulan pertama kehidupan.

g.      Fungsi-fungsi fisiologis. Pada masa ini dasar pembinaan untuk pola makan, tidur dan buang air harus terbentuk.

h. Perkembanganpenguasaanotot-otot.Perkembangan penguasaan otot-otot mengikuti pola yang jelas dan dapat diduga yang ditentukan oleh hukum arah perkembangan.

2.      Perkembangan motoric

Tingkah laku instingtif pada bayi beberapa hari baru lahir sebagian besar waktunya digunakan untuk tidur. Sekitar 88% untuk tidur, sekitar 7% untuk minum susu, 1% untuk tingkah laku spontan. Waktu yang hanya sedikit ini digunakan untuk melakukan berbagai gerakan-gerakan refleks yang akan menghilang pada masa bayi dan disebut refleks bayi atau refleks anak  menyusu Refleks ini antara lain:

a.       Refleks Moro atau Refleks Peluk

Refleks ini timbul karena anak terkejut dan mulai hilang pada sekitar bayi berumur 4-5 bulan.

b.      Refleks Genggam atau Refleks Darwin

Telapak tangan menggenggam kalau mendapat setuhan dan menghilang saat bayi berusia 6 bulan .

c.       Refleks Babinski

Apabila telapak kaki dirangsang ibu jari akan bergerak keatas, jari kaki yang lain membuka dan menghilang saat bayi berusia 6 bulan

d.      Refleks Mencium-Cium atau Rooting Refleks

Jika pipi atau daerah mulut bayi dirangsang, kepala memutar seolah-olah mencari puting susu dan ini akan menghilang saat bayi berusia 6 bulan.

e.       Refleks hisap

Mulut bayi akan bergerak-gerak seolah-olah akan menghisap, kalau pipinya dirangsang atau haus.

Apabila refleks-refleks ini masih ada lebih dari 6 bulan, berarti bayi mengalami perkembangan yang terhambat atau merupakan tanda adanya kerusakan otak. Selain refleks sementara, ada refleks lain yang justru bertambah kuat dan terkoordinasi lebih baik. Seperti refleks menghisap waktu menyusu, menelan, berkedip dan lain lain yang dibutuhkan untuk hidup selanjutnya.

 Dari sejumlah studi longitudinal yang telah dilakukan, lahir 5 prinsip perkembangan motorik sebagai berikut:

a.       Tergantung pada kematangan otot dan syaraf

b.      Tidak terjadi sebelum anak matang untuk suatu prkembangan, kalau dipaksakan akan memberi pengaruh negatif.

c.       Mengikuti pola yang dapat diramalka

d.      Dimungkinkan menentukan norma perkembangan motoric

e.       Perbedaan individu dalam laju perkembangan motoric.

      Faktor-faktor yang dapat mempercepat atau memperlambat perkembangan ini antara lain:

a.      Faktor Genetik

b.      Faktor Kesehatan pada Masa Pranatal

c.       Faktor Kesulitan dalam Kelahiran

d.      Kesehatan dan Gizi

e.      Rangsangan

f.        Perlindungan

g.      Prematur

h.      Kelainan

i.        Kebudayaan

 

3.      Perkembangan intelegensi

      Sejak tahun pertama dari usia anak, fungsi intelegensi sudah dimulai tampak dalam tingkah lakunya. Dilihat dari perkembangan kognitif menurut Piaget, usia bayi ini berada pada periode sensorimotor. Bayi mengenal objek-objek yang berada dilingkungannya melalui sistem penginderaan dan gerakan motoriknya. Meskipun ketika dilahirkan seorang bayi sangat bergantung dan tidak berdaya, tetapi alat-alat inderanya sudah langsung bisa berfungsi.

      Perkembangan kognitif pada usia ini ditandai pula oleh kemampuan:

                                                                               a.      Mengembangkan imitasi, memori, dan berfikir

                                                                               b.      Mempersepsi ketajaman objek

                                        c.  Bergerak dari kegiatan yang bersifat refleks ke aktifitas yang mengarah pada tujuan

Ada enam subperiode sensorimotor, sebagai berikut:

1.      Modifikasi; (pelatihan refleks-refleks), usia 0 sampai 1 bulan.

2.   Pengembangan skema (reaksi pengulangan pertama atau primary circural reactions), usia 1-4 bulan.

3.     Reaksi pengulangan  kedua  (secondary circular reactions), 4-8 bulan.

4.  Koordinasi reaksi-reaksi( skema sekunder atau mengembangkan tingkah laku intensional), 8-12 bulan.

5.      Reaksi pengulangan ketiga (eksplorasi),12-18 bulan.

6.      Permulaan berfikir (representasi mental), usia 18-24 bulan.

4.      Perkembangan Emosi

a.       Usia 0-8 minggu

            Kehidupan bayi sangat dikuasai oleh emosi (impulsif). Emosi anak sangat bertalian dengan perasaan inderawi (fisik), dengan kualitas perasaan senang (like) dan tidak senang (dislike) jasmaniyah. Misalnya, bayi senyum atau tidur pulas kalau merasa kenyang, hangat dan nyaman. Dia akan menangis jika ia lapar, haus, kedinginan, atau sakit

b.      Usia 8 minggu-1 tahun

            Pada usia ini perasaan psikis sudah mulai berkembang. Anak merasa senang (tersenyum) apabila melihat mainan yang ada di depan matanya/ melihat seseorang yang sudah dikenalnya.

c.       Usia 1-3 tahun

            Pada usia ini perkembangan emosinya adalah sebagai berikut:

1.  Emosinya sudah mulai terarah pada sesuatu (orang, benda, atau makhluk lain).

2.      Sejajar dengan perkembangan bahasa yang sudah dimulai pada usia 2 tahun maka anak dapat menyatakan perasaannya dengan menggunakan bahasa.

3.      Sifat-sifat perasaan anak pada fase ini:

a)  Labil, mudah kembali berubah (sebentar menangis kemudian tertawa)

b)  Mudah dipengaruhi tetapi tidak bertahan lama dan bersifat dangkal

             Pada usia ini perkembangan rasa sosial lebih jelas lagi karena dapat dinyatakan dengan bahasa. Karena emosi anak kemungkinan dapat dipengaruhi maka anak dapat turut menyayangi, mengasihi ataupun membenci sesuatu. Hal ini mrupakan benihuntuk timbulnya rasa sayang, benci atau simpati terhadap sesuatu (seseorang)

 

 

5.      Perkembangan Bahasa

      Ada tiga bentuk prabahasa yang normal muncul dalam pola perkembangan bahasa, yakni menangis, mengoceh dan isyarat. Menangis adalah lebih penting karena merupakan dasar bagi perkembangan bahasa yang sebenarnya. Isyarat dipakai bayi sebagai pengganti bahasa. Karena bahasa dipelajari melalui proses meniru maka bayi perlu memperoleh model atau contoh yang baik supaya dapat meniru kata-kata yang baik.

      Mengenai pentahapan perkembangan bahasa ini, Wiliam Stern dan Clara Stern (Abu Ahmadi, 1977) dalam Die Kindersprach (bahasa kanak-kanak) mengungkapkan sebagai berikut:

a.       Masa permulaan, Stadium Purwoko. Usia 6-12 bulan.

Masa ini disebut masa meraban yaitu masa mengeluarkan bermacam-macam suara yang tidak berarti. Masa ini sebagai permainan pelatihan alat- alat suara dan anak sering mengulang beberapa suku kata.

b.      Masa pertama, Stadium Kalimat Satu Kata. Usia 12- 16 bulan.

Pada masa ini, anak sudah dapat mengucapkan sepatah kata yang sudah merupakan kalimat, tetapi kalimat tidak lengkap atau kalimat satu kata (single word sentence). Kata-kata yang  diucapkan ini meskipun tidak langsung, tetapi mempunyai maksud tertentu, seperti anak mengucapkan “mamah” (kalimat tunggal), mungkin dia memanggil mamahnya (kalimat sempurnanya “mamah ke sini!”). pada usia ini anak sudah dapat menirukan suara-suara seperti suara kucing, burung dan kendaraan.

c.       Masa kedua, Stadium Nama. Usia 16-24 bulan.

Dimana anak sudah mulai timul kesadaran bahwa setiap orang atau benda meempunyai nama. Disamping nama orang atau benda, juga nama- nama perbuatan yang disaksikan, atau sifat-sifat sesuatu ditanyakan juga namanya. Oleh karena itu, masa ini juga disebut ”masa haus nama”. Pada masa ini anak sering berbicara sendiri (monolog), baik dengan diri sendiri maupun dengan benda- benda mainannya

6.      Perkembangan bermain

      Perkembangan bermain pada masa ini mengikuti pola yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan fisik, motorik, dan mental baik pada pola bermain dan juga pada pola permainan khusus. Ciri-ciri bermain masa ini: Pertama, dalam permainan bayi tidak terdapat aturan- aturan. Dengan sendirinya permainan dipandang sebagai permainan spontan dan bebas. Kedua, sepanjang masa bayi, permainan lebih merupakan bentuk permainan sendiri dan tidak bersifat sosial. Bahkan ketika bermain dengan ibu, bayi menjadi seringkali sebagai permainan sedangkan ibu menjadi pemainya .

      Ketiga, karena bermain bergantung pada perkembangan fisik,motorik, dan intelek, maka jenis permainan bergantung pada pola-pola perkembangan dalam bidang-bidang tersebut.

       Dengan demikian bermain lebih menjadi bervariasi dan majemuk.

Keempat, mainan dan alat-alat bermain pada saat ini belum sepenting pada periode -periode berikutnya. Ini berarti bahwa permainan bayi dapat dilakukan dengan tiap benda yang merangsang dan rasa ingin tahu dan hasrat menjelajah.

Kelima, permainan bayi ditandai oleh banyak pengulangan dan tidak banyak  ragamnya. Hal ini disebabkan karena ia kurang memiliki keterampilan yang memungkinkan adanya beraneka ragam permainan anak prasekolah dan anak yang lebih besar.

      Hurlock mengemukakan bahwa perkembangan bermain terjadi melalui tahapan sebagai berikut:

a.       Tahap penjelajahan (exploratory stage)

Ciri khasnya adalah berupa kegiatan menjangkau atau meraih benda disekelilingnya, lalu mengamatinya. Penjelajahan semakin luas,saat anak sudah merangkak dan berjalan, sehingga anak akan mengamati setiap benda yang dapat diraihnya.

b.      Tahap mainan (Toy stage)

Hal ini terjadi pada usia prasekolah,mereka menganggap benda mainanya sebagai makhluk hidup yang lain, yakni dapat makan, berbicara, merasa sakit, dan sebagainya.

c.       Tahap bermain (play stage)

Tahap ini bermain bersamaan dengan  anak masuk Sekolah Dasar. Anak bermain dengan alat permainan,yang lama kelamaan berkembang menjadi games, olah raga, dan bentuk permainan yang lain yang dilakukan oleh orang dewasa

d.      Tahap melamun (daydream stage)

Tahap ini diawali saat ini mendekati masa pubertas saat ini anak mulai kurang berminat terhadap kegiatan bermain dan menghabiskan waktunya untuk melamun dan berkhayal tentang berbagai hal yang ia jumpai dalam kehidupan 

 

 

C.      KONSEP PENTING PADA BAYI

Hurlocke (2993: 92) menyatakan adanya beberapa konsep penting yang terdapat pada bayi, antara lain ialah:

1.      Konsep Ruang

Pada umur 2 tahun, bayi sudah dapat memperkirakan jarak. Benda yang terletak jauh dari tempatnya tidak akan diraihnya. Dia tahu berjalan dahulu untuk mendekati benda tersebut.

2.      Konsep Berat

Bayi menganggap bahwa benda yang kecil mesti ringan, dan lebih ringan daripada benda yang lebih besar.

3.      Konsep Diri

Bayi mengembangkan konsep diri fisik dengan melihat ke kaca dan memegang bagian-bagian tubuh.

4.      Konsep Keindahan

Sejak berumur 4 bulan, bayi sudah bereaksi terhadap beberapa warna, dan mengerti alunan music.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, “Psikologi Perkembangan “, PT Rineka Cipta,Jakarta, 2005.

Alex Sobar,” Psikologi Perkembangan” CV Pustaka Setia,Bandung, 2010

Brian Marwensdy, Perkembangan Manusia” Salemba Humanika, Jakarta,2009.

Elfi Yuliana Rochmah, “Psikologi Perkembangan(Sepanjang Rentang Hidup)”, Ponorogo: STAIN Po Press,Ponorogo, 2014.

Elfi Yuliani Rocmah, “Perkembangan anak”, STAIN Ponorogo Press, Ponorogo, 2011.

Elizabeth B Hurlock, “Psikologi Perkembangan,” terj ,Gelora Aksara Pratama Jakarta, 1980

F. J. Monks,”Psikologi Perkembangan Pengantar dalam berbagai bagiannya,” Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1982.

Harcourt Brace Jovanovich, “Introduction to Psychology, Eight Edition”, terj Nurdjannain Taufiq dan Rukmini Barhana, Erlangga, 1983


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


0 Response to "PESIKOLOGI PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PADA MASA BAYI"

Posting Komentar