A. PENDAHULUAN
Tokoh agama biasanya adalah seorang tokoh yang memiliki kharisma yang sangat besar dimata pengikut agama tersebut dalam hal apapun. Seperti diketahui bahwa di lembaga-lembaga pendidikan islam pola kepemimpinannya yang sangat berpengaruh dan dikenal adalah pola kepemimpinan kharismatik. Namun seiring dengan zaman di arus globalisasi pola kepemimpinan terutama di lembaga-lembaga pendidikan Islam terutama pesantren mulai mengalami perubahan dan banyak terjun kedunia perpolitikan.
PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan
Kharismatik Kyai
Sebelum
menguraikan kedudukan (kepemimpinan ) kyai di pesantren, terlebih dahulu
penulis uraikan pengertian kyai. Kata "Kyai" berasal dari bahasa jawa
kuno "kiya-kiya" yang artinya orang yang dihormati. Sedangkang dalam
pemakaiannya dipergunakan untuk: pertama, benda atau hewan yang dikeramatkan,
seperti kyai Plered (tombak), Kyai Rebo dan Kyai Wage (gajah di kebun binatang
Gembira loka Yogyakarta), kedua orang tua pada umumnya, ketiga, orang yang
memiliki keahlian dalam Agama Islam, yang mengajar santri di Pesantren.
Sedangkan secara terminologis menurut Manfred Ziemnek pengertian kyai adalah
"pendiri dan pemimpin sebuah pesantren sebagi muslim
"terpelajar" telah membaktikan hidupnya "demi Allah" serta
menyebarluaskan dan mendalami ajaran-ajaran dan pandangan Islam melalui
kegiatan pendidikan Islam. Namun pada umumnya di masyarakat kata
"kyai" disejajarkan pengertiannya dengan ulama dalam khazanah Islam.
( Moch. Eksan, 2000 ).
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:
874) adalah cara memimpin suatu organisasi, meliputi proses mempengaruhi
dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai
tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
2. Kharismatik
Karisma
adalah suatu kata yang berasal dari yunani yang berarti “pemberian Tuhan”.
Seperti halnya kemampuan untuk memprediksi kejadian dimasa mendatang. Seorang
sosiolog Max Weber (1947)
menggunakan istilah ini untuk menjelaskan bentuk dari pengaruh suatu persepsi
terhadap bawahan yang menjelaskan bahwa pemimpin diberkahi oleh suatu kemampuan
lebih. Karisma adalah daya tarik seseorang yang tidak bisa dibeli dengan uang.
Itu adalah energi yang tidak nampak akan tetapi efeknya nyata (Marriane
Williamson).
Seorang
pemimpin yang memiliki kemampuan pribadi luar biasa muncul dengan visi yang
radikal, yang memberikan solusi atas masalah yang sedang terjadi. Hal ini
membuat para bawahan menjadi tertarik dan meyakini bahwa pimpinanya memiliki
kelebihan yang luar biasa. Selama beberapa tahun sejak Weber mengemukakan
theori itu, beberapa dari sosiolog dan polotisi telah melakukan usaha untuk
menjelaskan mengenai karisma dan menganalisis kondisis dimana hal tersebut
terjadi.
Banyak
sekali kontroversi mengenai karisma, apakah karisma itu merupakan kemampuan
khusus dari pemimpin, kondisi pekerjaan, ataukah suatu proyeksi interaktif
antar pimpinan dan bawahan. Saat ini beberapa theoritikus menganggap bahwa
karisma adalah suatu hasil dari kemampuan memahami dan mempengaruhi para
bawahan atau bawahan. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh pemimpin yang
berkualitas dan perilaku yang sesuai dengan keadaan saat itu.
B. Teori
1. Kepemimpinan Karismatik
Konsep kharismatik
(charismatic) atau kharisma (charisma) menurut Weber (1947) lebih ditekankan
kepada kemampuan pemimpin yang memiliki kekuatan luar biasa dan mistis.
Menurutnya, ada lima faktor yang muncul bersamaan dengan kekuasaan yang
kharismatik, yaitu : Adanya seseorang yang memiliki bakat yang luar biasa,
adanya krisis sosial, adanya sejumlah ide yang radikal untuk memecahkan krisis
tersebut, adanya sejumlah pengikut yang percaya bahwa seseorang itu memiliki
kemampuan luarbiasa yang bersifat transendental dan supranatural, serta adanya
bukti yang berulang bahwa apa yang dilakukan itu mengalami kesuksesan.
House berpendapat bahwa
seorang pemimpin karismatik mempunyai dampak yang dalam dan tidak biasa terhadap para pengikut, mereka merasakan bahwa
keyakinan-keyakinan pemimpin tersebut adalah benar, mereka menerima pemimpin
tersebut tanpa mempertanyakannya lagi, mereka tunduk kepada pemimpin dengan
senang hati, mereka merasa sayang terhadap pemimpin tersebut, mereka terlibat
secara emosional dalam misi kelompok atau organisasi tersebut, mereka percaya
bahwa mereka dapat memberi kontribusi terhadap keberhasilan tersebut, dan
mereka mempunyai tujuan-tujuan kinerja tinggi.
a)
Ciri-ciri pemimpin
Pemimpin karismatik
kemungkinan akan mempunyai kebutuhan yang tinggi akan kekuatan, rasa percaya
diri, serta pndirian dalam keyakinan-keyakinan dan cita-cita mereka sendiri.
Suatu kebutuhan akan kekuasaan memotivasi pemimpin tersebut untuk mencoba
mempengaruhi para pengikut. Rasa percaya diri dan pendirian yang kuat
meningkatkan rasa percaya para pengikut terhadap pertimbangan dan pendapat
pemimpin tersebut.
b) Perilaku-perilaku kepemimpinan
Beberapa perilaku yang
ditunjukkan oleh pemimpin karismatik:
(1) Para pemimpin karismatik menunjukkan perilaku-perilaku
yang dirancang untuk menciptakan kesan di antara para pengikut bahwa pemimpin
tersebut kompeten.
(2) Para pemimpin karismatik akan menekankan pada
tujun-tujuan ideologis yang menghubungkan misi kelompok dengan nilai-nilai,
cita-cita, serta aspirasi-aspirasi yang berakar dalam dan dirasakan bersama
oleh para pengikut.
(3) Para pemimpin karismatik akan menetapkan suatu contoh
salam perilaku mereka sendiri agar diikuti oleh para pengikut.
(4) Pemimpin karismatik akan mengkomunikasikan
harapan-harapan yang tinggi tentang kinerja para pengikut sedangkan pada saat
bersamaan juga mengekspresikan rasa percaya tentang kinerja para pengkut
sedangkan pada saat yang bersamaan juga mengekspresikan rasa percaya terhadap
para pengikut.
(5) Pemimpin karismatik akan berusaha berperilaku dengan
cara yang menimbulkan motivasi yang relevan bagi misi kelompok.
2.
Teori Atribusi Tentang
Karisma
Conger dan Kanungo menyarankan sebuah teori tentang
kepemimpinan karismatik yang didasarkan atas asumsi bahwa karisma adalah sebuah
fenomena atribusi, diantaranya:
a.
Perilaku-perilaku
kepemimpinan
Conger dan Kanungo menyatakan bahwa atribusi karisma
oleh para pengikut tergantung kepada beberapa aspek perilaku pemimpin.
Perilaku-perilaku tersebut tidak diasumsikan ada pada semua pemimpin karismatik
dengan tingkat tertentu kepada situasi kepemimpinan. Adapun perilaku-perilaku
pemimpin karismatik tersebut adalah sebagai berikut.
1)
Karisma akan
diatribusikan kepada para pemimpin yang membela sebuah visi yang sangat tidak
sesuai dengan status quo, namun masih tetap berada dalam ruang gerak yang dapat
diterima oleh para pengikut.
2)
Karisma akan
diatribusikan kepada para pemimpin yang bertindak secara tidak konvensional
untuk mencapai visi tersebut.
3)
Para pemimpin akan
tampak karismatik bila mereka membuat pengorbanan-pengorbanan bagi diri
sendiri, mengambil risiko pribadi, dan mendatangkan biaya tinggi untuk mencapai
visi yang menreka dukung
4)
Para pemimpin yang
tampak percaya diri dengan usulan-usulannya akan dipandang lebih karismatik
daripada pimpinan yang tampak ragu-ragu.
5)
Para pengikut akan
mengatribusikan karisma kepada para pemimpin yang menggunakan personal power
dan permintaan persuasif untuk memperoleh komitmen, daripada kepada para
pemimpin yang menggunakan kewenangan atau sebuah proses pengambilan keputusan
partisipatif.
b.
Ciri-ciri dan
keterampilan para pemimpin karismatik
Resiko yang terkait dalam penggunaan strategi-strategi
baru membuat pentingnya para pemimpin tersebut untuk mempunyai keterampilan dan
keahlian untuk melaksanakan strategi-strategi tersebut. Ketepatan waktu
bersifat kritis; strategi yang sama dan berhasil pada suatu saat tertentu dapat
sepenuhnya gagal bila diimplementasikan terlalu cepat atau terlalu lambat. Para
pemimpin perlu untuk peka terhadap kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai para
pengikut dan juga terhadap lingkungan agar dapat mengidentifikasi sebuah visi
yang inovatif, relevan, tepat waktu dan menarik.
Conger dan Kanungo mengatakan ada lima dimensi prilaku yang
harus dimiliki seorang pemimpin kharismatik, yaitu :
(1) Peduli terhadap konsteks
lingkungannya.
(2) Memiliki strategi dan
artikulasi visi.
(3) Peduli terhadap kebutuhan
pengikutnya.
(4) Memiliki personal risk, serta
memiliki prilaku yang tidak konvensional.
3. Sifat Pemimpin
Seorang pemimpin yang berkarisma memiliki
kekuatan yang besar, rasa percaya diri yang tinggi,
serta pendirian yang kuat. Sebuah tujuan yang besar memotivasi pemimpin untuk
berusaha mempengaruhi bawahannya. Seorang pemimipin yang tidak memiliki
sifat-sifat diatas akan sangat sulit untuk mempengaruhi bawahanya.
Adapun karakteristik utama pemimpin
kharismatik Conger dan Kanungo (Robins, 1996) menguraikan , yaitu:
a.
Percaya
diri, pemimpin tersebut benar-benar percaya akan penilaian dan kemampuan yang
dimilikinya.
b.
Satu visi,
merupakan tujuan ideal yang mengajukan suatu masa depan yang lebih baik.
c.
Kemampuan
untuk mengungkapkan visi dengan gamblang. Pemimpin mampu memperjelas dan
menyatukan visi dalam kata-kata yang dapat dipahami oleh orang lain.
Artilkulasi ini menunjukkan suatu pemahaman akan kebutuhan para pengikut dan
oleh karena itu akan bertindak sebagai suau kekuatan motivasi.
d.
Keyakinan
kuat mengenai visi tersebut. Pemimpin karismatik memiliki komitmen yang kuat
dan bersedia mengambil risiko pribadi yang tinggi, mengelarkan biaya tinggi,
dan melibatkan diri dalam pengorbanan untuk mencapai visi tersebut.
e.
Perilaku
yang diluar aturan. Pemimpin karismatik ikut serta dalam perilaku yang dipahami
sebagai sesuatu yang baru, tidak konvensional, dan berlawanan dengan
norma-norma. Bila berhasil, perilaku ini menimbulkan kejutan dan kekaguman para
pengikut.
f.
Dipahami
sebagai sebagai seorang agen perubahan. Pemimpin karismatik dipahami sebagai
agen perubahan yang radikal.
g.
Kepekaan
lingkungan. Pemimpin ini mmpu membuat penilaian yang realistis terhadap kendala
lingkungan dan sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan.
4. Proses Mempengaruhi
Beberapa teori-teori membahas mengenai
bagaimana karisma seorang pemimpin mempengaruhi bawahanya. Disana dibahas
mengenai mengapa seorang bawahan begitu kuat terpengaruh oleh karisma
pimpinanya dalam menyelasaikan sebuah misi. Hal-hal yang mempengaruhi proses
pengaruh karismatik seorang pemimpin yaitu adalah:
a.
Identifikasi
pribadi (personal identification), identifikasi pribadi merupakan sebuah
proses mempengaruhi yang dyadic yang terjadi pada beberapa orang pengikut namun
tidak pada yang lainnya. Proses ini akan paling banyak terjadi pada para
pengikut yang mempunyai rasa harga diri rendah, identitas diri rendah, dan
kebutuhan yang tinggi untuk menggantungkan diri kepada tokoh-tokoh yang
berkuasa.
b.
Identifikasi
sosial (sosial identification). Identifikasi sosial merupakan sebuah
proses mempengaruhi yang menyangkut defenisi mengenai diri sendiri dalam
hubungannya dengan sebuah kelompok atau kolektivitas. Para pemimpin karismatik
meningkatkan identifikasi sosial dengan membuat hubungan antara konsep diri
sendiri para pengikut individual dan nilai-nilai yang dirasakan bersama serta
identitas-identitas kelompok. Seorang pemimpin karismatik dapat meningkatkan
identifikasi sosial dengan memberi kepada kelompok sebuah identitas yang unik,
yang membedakan kelompok tersebut dengan kelompok-kelompok yang lain.
c.
Internalisasi
(internalization). Para pemimpin karismatik mempengaruhi para pengikut
untuk merangkul nilai-nilai baru, namun lebih umum bagi para pemimpin karismatik
untuk meningkatkan kepentingan nilai-nilai yang ada sekarang pada para pengikut
dan dengan menghubungkannya dengan sasaran-sasaran tugas. Para pemimpin
karismatik juga menekankan aspek-aspek simbolis dan ekspresif pekerjaan itu,
yaitu membuat pekerjaan tersebut menjadi lebih berarti, mulia, heroic, dan
secara moral benar. Para pemimpin karismatik tersebut juga tidak menekankan
pada imbalan-imbalan ekstrinsik dalam rangka mendorong para pengikut untuk
memfokuskan diri kepada inbalan-imbalan intrinsik dan meningkatkan komitmen
mereka kepada sasaran-sasaran objektif.
d.
Kemampuan
diri sendiri (self-efficacy). Efikasi diri individu merupakan suatu
keyakinan bahwa individu tersebut mampu dan kompeten untuk mencpai sasaran
tugas yang sukar. Efikasi diri kolektif menunjuk kepada persepsi para anggota
kelompok bahwa jika mereka bersama-sama, mereka akan dapat menghasilkan hal-hal
yang luar biasa. Para pemimpin karismatik meningkatkan harapan dari para
pengikur bahwa usaha-usaha kolektif dan individual mereka untuk melaksanakan
misi kolektif, akan berhasil,
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Syamsul.A, 2003, Kharisma Kiai As’ad di mata
Umat, Yogyakarta: Pustaka pesantren
Sukamto, 1999,
Kepemimpinan kiai dalam pesantren, Jakarta: Pustaka LP3ES
0 Response to "KEPEMIMPINAN KIYAI DALAM PESANTREN"
Posting Komentar